Selasa, 12 Januari 2016

PASAR

Tanpa kita sadari bahwa setiap harinya kita telah melakukan transaksi jual beli. Apalagi jika kita sedang berada diluar rumah, maka kegiatan tersebut sering kali terjadi, contohnya ketika kita hendak membeli minuman atau sedang makan di sebuah tempat makan dan diwarung kecil untuk membeli sebungkus rokok pun merupakan kegiatan jual beli. Namun apakah anda mengetahui ada tempat yang setiap harinya melakukan kegiatan tersebut dengan skala yang besar? Ya, jawabannya adalah pasar. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang akan melakukan kegiatan transaksi jual beli barang maupun jasa.
Perlu kita ketahui bahwa pasar mempunyai beberapa jenis yang dibedakan menurut beberapa kategori, yaitu menurut waktunya, menurut bentuknya, menurut fisiknya, menurut barang yang diperjualbelikan dan menurut luas kegiatannya. Mari simak penjelasan mengenai jenis-jenis pasar menurut kategorinya masing-masing.

JENIS-JENIS PASAR

Jenis-jenis pasar berdasarkan waktunya
1.       Pasar harian
Merupakan pasar yang kegiatannya selalu ada (berlangsung) setiap hari dan hampir seluruhnya barang yang diperjualbelikan merupakan barang pokok yang dibutuhkan sehari-hari. Seperti sayuran, sembako, perlengkapan mandi dll.
2.       Pasar mingguan
Merupakan pasar yang kegiatannya hanya berlangsung seminggu sekali. Pasar ini biasanya ada di daerah atau tempat yang lokasinya belum padat atau masih jarang penduduk dan jauh dari pemukiman.
3.       Pasar bulanan
Merupakan pasar yang kegiatannya hanya terjadi sebulan sekali. Biasanya ini dilakukan oleh agen grosir yang memperjualbelikan barangnya.
4.       Pasar tahunan.
Merupakan pasar yang kegiatannya hanya terjadi setahun sekali, dan biasanya ketika sedang berlangsung bisa lebih dari satu hari. Contohnya Lampung Fair. 

Jenis-jenis pasar berdasarkan Bentuknya 
1.       Pasar persaingan
Merupakan pasar yang pembentukan harganya ditentukan oleh persaingan yang terjadi antara sebuah permintaan & penawaran. 
2.       Pasar monopoli
Merupakan pasar dimana seorang penjual suatu barang dipasar hanya ada satu orang saja. Misalnya PT Kereta Api Indonesia.
3.       Pasar duopoli
Merupakan pasar dimana sang penjual hanya ada dua orang & semuanya menguasai penawaran suatu barang & mampu mengendalikan harga barang tersebut. 
4.       Pasar oligopoli
Merupakan pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual yang dipimpin oleh salah satu dari penjual barang tersebut dan juga mengendalikan tingkat harga barang. Misalnya perusahaan otomotif Astra Indonesia.
5.       Pasar monopsoni
Merupakan pasar yang proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok pembeli.
6.       Pasar duopsoni
Merupakan pasar yang proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh dua orang atau dua kelompok pembeli. 
7.       Pasar oligopsoni
Merupakan pasar yang proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh beberapa orang atau beberapa kelompok pembeli.

Jenis-jenis pasar berdasarkan fisiknya
1.       Pasar konkret atau pasar nyata
Merupakan tempat bertemunya pembeli & penjual yang hendak melakukan transaksi jual beli secara langsung. Barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang pokok. Misalnya pasar tradisional.
2.       Pasar abstrak atau pasar tidak nyata
Merupakan suatu kegiatan jual beli namun tidak ada pertemuan secara langsung dan biasanya melalui sebuah media seperti telepon, internet dan lain sebagainya. Misalnya toko online seperti OLX.com dan Tokopedia.com 

Jenis-jenis pasar berdasarkan barang yang diperjualbelikan
1.       Pasar barang konsumsi
Merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai barang konsumsi agar terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia. 
2.       Pasar sumber daya produksi
Merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai faktor produksi dan SDM, seperti tenaga ahli, tenaga kerja dan berbagai macam material pembentuk bangunan.
Jenis-jenis pasar berdasarkan luas kegiatannya
1.       Pasar setempat
Pasar dimana penjual dan pembeli hanya penduduk setempat atau disekitar pasar. 
2.       Pasar daerah atau pasar lokal
Pasar yang ada di setiap daerah dimana barang-barang yang diperjualbelikan merupakan keperluan penduduk daerah tersebut. 
3.       Pasar Nasional
Transaksi jual beli barang di suatu pasar hanya mencakup satu negara saja, contohnya pasar senen. 
4.       Pasar Internasional
Pasar yang melakukan transaksi jual beli barang-barang keperluan masyarakat secara internasional, contohnya pasar kopi yang ada di Santos Brazil.

PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

Menurut Sukirno (2000:28) pendapatan nasional atau PDB adalah nilai barang akhir yang dihasilkan atau diproduksi suatu negara dalam satu tahun tertentu. Nilai pendapatan nasional suatu negara merupakan indikator ekonomi yang paling penting.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.
1.      Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending).
Seperti diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1.      Pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2.      Pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3.      Pengeluaran pemerintah, dan
4.      ermintaan luar negeri.
2.      Pengeluaran Konsumsi.
Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods) seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
3.      Pengeluaran Pemerintah.
Yang termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.
4.      Pengelauran Investasi.
Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah dengan perobahan persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.

Permintaan Ekspor Bersih (Net Export) Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X – M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali (double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan diatas – pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam negeri, ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.

I. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional.
Ada 3 konsep pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, antara lain adalah seperti ini :
1.      Pendekatan pendapatan.
Dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
2.      Pendekatan produksi.
Dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
3.      Pendekatan pengeluaran.
Dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar dibagi menajdi dua yaitu :
1.      Siklus Aliran Pendapatan.
Jenis circular flow mengklasifikasikan pada beberapa sektor perekonomian, antara lain adalah sektor: Rumah Tangga, Perusahaan, Pemerintah, dan sector Luar Negeri
2.      Interaksi antar pasar.
Interaksi pasar dalam menganalisis ekonomi makro, dipersempit dengan menjadikan tiga pasar utama. Pasar utama itu adalah Pasar Barang Dan Jasa, Pasar Tenaga Kerja, dan Pasar Uang Dan Modal.

II.      Metode-metode penghitungan pendapatan nasional. 
Ada tiga metode dalam perhitungan pendapatan nasional yaitu :
1.      Metode Output Atau Metode Produksi.
Dalam metode ini, Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi.
2.      Metode Pendapatan, Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
3.      Metode Pengeluaran
Dalam metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu.

III. Masalah Dan Keterbatasan Penghitungan PDB 
a.       Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial  dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b.      Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c.       PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1.      Jumlah dan komposisi penduduk, Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik. 
2.      Jumlah dan struktur kesempatan kerja, Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi. 
3.      Faktor-faktor nonekonomi, Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

d.      Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar