Tanpa kita sadari bahwa
setiap harinya kita telah melakukan transaksi jual beli. Apalagi jika kita
sedang berada diluar rumah, maka kegiatan tersebut sering kali terjadi,
contohnya ketika kita hendak membeli minuman atau sedang makan di sebuah tempat
makan dan diwarung kecil untuk membeli sebungkus rokok pun merupakan kegiatan
jual beli. Namun apakah anda mengetahui ada tempat yang setiap harinya
melakukan kegiatan tersebut dengan skala yang besar? Ya, jawabannya adalah
pasar. Secara umum pasar
adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang akan melakukan
kegiatan transaksi jual beli barang maupun jasa.
Perlu kita ketahui bahwa
pasar mempunyai beberapa jenis yang dibedakan menurut beberapa kategori, yaitu
menurut waktunya, menurut bentuknya, menurut fisiknya, menurut barang yang
diperjualbelikan dan menurut luas kegiatannya. Mari simak penjelasan mengenai
jenis-jenis pasar menurut kategorinya masing-masing.
JENIS-JENIS PASAR
Jenis-jenis pasar berdasarkan waktunya
1.
Pasar harian
Merupakan pasar yang
kegiatannya selalu ada (berlangsung) setiap hari dan hampir seluruhnya barang
yang diperjualbelikan merupakan barang pokok yang dibutuhkan sehari-hari.
Seperti sayuran, sembako, perlengkapan mandi dll.
2.
Pasar mingguan
Merupakan pasar yang
kegiatannya hanya berlangsung seminggu sekali. Pasar ini biasanya ada di daerah
atau tempat yang lokasinya belum padat atau masih jarang penduduk dan jauh dari
pemukiman.
3.
Pasar bulanan
Merupakan pasar yang kegiatannya hanya terjadi sebulan sekali. Biasanya ini
dilakukan oleh agen grosir yang memperjualbelikan barangnya.
4.
Pasar tahunan.
Merupakan pasar yang
kegiatannya hanya terjadi setahun sekali, dan biasanya ketika sedang
berlangsung bisa lebih dari satu hari. Contohnya Lampung Fair.
Jenis-jenis pasar berdasarkan Bentuknya
1.
Pasar persaingan
Merupakan pasar yang
pembentukan harganya ditentukan oleh persaingan yang terjadi antara sebuah
permintaan & penawaran.
2.
Pasar monopoli
Merupakan pasar dimana
seorang penjual suatu barang dipasar hanya ada satu orang saja. Misalnya PT
Kereta Api Indonesia.
3.
Pasar duopoli
Merupakan pasar dimana
sang penjual hanya ada dua orang & semuanya menguasai penawaran suatu
barang & mampu mengendalikan harga barang tersebut.
4.
Pasar oligopoli
Merupakan pasar yang di
dalamnya terdapat beberapa penjual yang dipimpin oleh salah satu dari penjual
barang tersebut dan juga mengendalikan tingkat harga barang. Misalnya perusahaan
otomotif Astra Indonesia.
5.
Pasar monopsoni
Merupakan pasar yang
proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok
pembeli.
6.
Pasar duopsoni
Merupakan pasar yang
proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh dua orang atau dua
kelompok pembeli.
7.
Pasar oligopsoni
Merupakan pasar yang
proses pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh beberapa orang atau
beberapa kelompok pembeli.
Jenis-jenis pasar berdasarkan fisiknya
1. Pasar
konkret atau pasar nyata
Merupakan tempat bertemunya pembeli & penjual yang
hendak melakukan transaksi jual beli secara langsung. Barang yang
diperjualbelikan biasanya adalah barang pokok. Misalnya pasar tradisional.
2. Pasar
abstrak atau pasar tidak nyata
Merupakan suatu kegiatan jual beli namun tidak ada
pertemuan secara langsung dan biasanya melalui sebuah media seperti telepon,
internet dan lain sebagainya. Misalnya toko online seperti OLX.com dan
Tokopedia.com
Jenis-jenis pasar berdasarkan barang yang diperjualbelikan
1. Pasar barang konsumsi
Merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai barang
konsumsi agar terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia.
2. Pasar sumber daya
produksi
Merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai faktor
produksi dan SDM, seperti tenaga ahli, tenaga kerja dan berbagai macam material
pembentuk bangunan.
Jenis-jenis pasar berdasarkan luas kegiatannya
1.
Pasar setempat
Pasar dimana penjual dan pembeli hanya penduduk setempat atau disekitar
pasar.
2.
Pasar daerah atau pasar lokal
Pasar yang ada di setiap daerah dimana barang-barang yang diperjualbelikan
merupakan keperluan penduduk daerah tersebut.
3.
Pasar Nasional
Transaksi jual beli barang di suatu pasar hanya mencakup satu negara saja,
contohnya pasar senen.
4.
Pasar Internasional
Pasar yang melakukan transaksi jual beli barang-barang keperluan masyarakat
secara internasional, contohnya pasar kopi yang ada di Santos Brazil.
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP
PENDAPATAN NASIONAL
Menurut Sukirno
(2000:28) pendapatan nasional atau PDB adalah nilai barang akhir yang
dihasilkan atau diproduksi suatu negara dalam satu tahun tertentu. Nilai
pendapatan nasional suatu negara merupakan indikator ekonomi yang paling
penting.
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP
negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output
suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut
pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP
mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan
mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari
masyarakat yang menerima pendapatan tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan
usaha berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.
1.
Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending).
Seperti
diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate
(Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget
ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah
adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk
membeli barang dan jasa.
Pengeluaran
Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga,
2. Pengeluaran
invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
3. Pengeluaran
pemerintah, dan
4. ermintaan
luar negeri.
2.
Pengeluaran Konsumsi.
Merupakan
bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen
terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi
ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena
akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi
konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari
total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama
(durable goods) seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan
jasa (services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang
/jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam
penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
3.
Pengeluaran Pemerintah.
Yang
termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang
diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran
pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN).
Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya
(value added) seperti halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang
diproduksi oleh pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah
seperti uang pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena
pengeluaran tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang
baru diproduksi.
4.
Pengelauran Investasi.
Investasi
adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah
dengan perobahan persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham tidak
termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa
meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa
mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan
pembangunan rumah baru. Sewa dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
Permintaan
Ekspor Bersih (Net Export) Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu
selisih antara export dan import (X – M). Export merupakan GDP dari dalam
negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri,
tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau
dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan
import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara
asing.
Dalam
GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali
(double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan
pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang
yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran
aggeregate yang diuraikan diatas – pengeluaran rumah tangga, investor dan
pemerintah – sebagiannya adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti
adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk
mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import
tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia
adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam negeri,
ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan
ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import
yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri
karena telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini
tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan
Cukai sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan
mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.
I. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional.
Ada
3 konsep pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional,
antara lain adalah seperti ini :
1. Pendekatan
pendapatan.
Dengan cara
menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima
rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
2. Pendekatan
produksi.
Dengan cara
menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang
industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
3. Pendekatan
pengeluaran.
Dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu.
Siklus aliran
pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar dibagi menajdi dua yaitu :
1.
Siklus Aliran Pendapatan.
Jenis
circular flow mengklasifikasikan pada beberapa sektor perekonomian, antara lain
adalah sektor: Rumah Tangga, Perusahaan, Pemerintah, dan sector Luar Negeri
2.
Interaksi antar pasar.
Interaksi
pasar dalam menganalisis ekonomi makro, dipersempit dengan menjadikan tiga
pasar utama. Pasar utama itu adalah Pasar Barang Dan Jasa, Pasar Tenaga Kerja,
dan Pasar Uang Dan Modal.
II. Metode-metode
penghitungan pendapatan nasional.
Ada tiga metode dalam
perhitungan pendapatan nasional yaitu :
1.
Metode Output Atau Metode Produksi.
Dalam
metode ini, Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi
perekonomian menjadi beberapa sektor produksi.
2.
Metode Pendapatan, Metode pendapatan
memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi.
3.
Metode Pengeluaran
Dalam
metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam
perekonomian selama periode tertentu.
III. Masalah Dan
Keterbatasan Penghitungan PDB
a.
Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan
PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara,
dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut
PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada
US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia
adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita
lebih besar daripada US$ 800. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak
memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita
kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun
1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan
pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit
berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika
serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah
distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik,
tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan
untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi
penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial
dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b.
Perhitungan PDB dan Masalah
Kesejahteraan Sosial
Umumnya
ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan
dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat
kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial
makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat,
kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi,
kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan,
kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita
disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah
mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi
nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan
fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak
terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan
menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab,
dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran,
tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c.
PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk
memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
1.
Jumlah dan komposisi penduduk, Bila
jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia
kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output
dan produktivitasnya dapat makin baik.
2.
Jumlah dan struktur kesempatan kerja, Jumlah
kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat
terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat
produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah
kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi.
Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika
kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern
(industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai
tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
3.
Faktor-faktor nonekonomi, Yang tercakup
dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor
kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang
produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan
umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik,
menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga
merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru
dimulai dua abad yang lalu.
d.
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan
Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka
statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya
mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum
mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah
pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan
petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di
negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan
oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi
oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan
kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut
merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya
sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar